Jika kita ‘memiliki’ beberapa minit untuk melihat dan menaksir diri dan kehidupan kita secara intensif, tentu kita akan temui begitu banyak kekurangan pada diri kita dan betapa kehidupan kita sering menjauhkan kita daripada redha dan pengampunan Allah SWT.
Masih begitu banyak kejahilan yang menutupi fikiran kita hingga kita masih ragu-ragu dalam memilih antara yang benar dan palsu atau antara sesuatu yang kekal dan sementara. Betapa kecetekan fikiran kita menjadikan kita sering tergesa-gesa dan tersedar setelah diri bersalut dosa dan nista.
Begitu banyak kelemahan pada jiwa kita hingga kita sering mengeluh dan tidak berpuas hati pada takdir dan tadbir Allah SWT sedangkan diwaktu lain kita mengaku beriman pada Keadilan, Kebijaksanaan, Kesempurnaan dan KeagunganNya.
Betapa kita berpura-pura dalam beriman kepadaNya sedangkan Allah Maha Tahu segala apa yang kita bisikkan di dalam hati bahkan apa yang kita rahsiakan. Jika kita dapat merasai hakikat kebesaran Allah ini tentu kita akan merasa malu sendiri bahkan merasakan betapa diri kita begitu kerdil dan hina didepan Allah SWT.
Jika kita merasakan semua hakikat kelemahan diri, kealpaan, kelalaian dan ketelanjuran ini tentu kita akan sangat rindukan detik-detik kehidupan yang dipenuhi rahmat dan keberkatan Allah serta dihiasi pula dengan janji-janji keampunan Allah SWT. Tentu kita mengharapkan detik-detik itu berlangsung sepanjang kehidupan kita. Tentu kita ternanti-nantikan kedatangannya dan begitu pilu ketika jiwa terpaksa berpisah dengannya. Tentu menanti sehari untuk menyambut ketibaannya terasa begitu lama apatah lagi seminggu atau lebih daripada itu.
Ya,tidak berapa hari lagi Ramadhan akan menjelma dalam kehidupan kita sebagai tetamu teristimewa dengan seribu janji keampunan dan keberkatan.
Mungkinkah Ramadhan kali ini akan lebih baik dari Ramadhan lalu? Semuanya bergantung pada persediaan diri dan hati kita untuk menyambut tetamu istimewa ini.
Yang jelasnya, Allah SWT menjadikan bulan ini sebagai bulan yang agung dan memberikan keistimewaan yang banyak sekali kepadanya serta menjadikannya sebagai salah satu fasa kehidupan yang paling berharga dan salah satu stesyen perjalanan utama di atas jalan hidup yang lurus. Pada bulan inilah, seorang mukmin akan mencurahkan sebahagian besar perhatiannya kepada Allah SWT, hari Akhirat dan peningkatan rohani sebelum peningkatan kebendaan. Ia adalah pesta ibadah, bulan ruhani, bulan kebersihan jiwa, bulan munajat, serta waktu untuk mengadap yang Maha Esa, memohon pertolongan daripada Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar, dan menjalin hubungan dengan Pemilik jiwa dan Pemilik kehidupan serta seluruh alam ini.
Apakah yang lebih berharga bagi jiwa-jiwa yang meyakini hakikat pulang kepada Allah serta takutkan saat-saat segala amalan akan ditimbang dan sebahagiannya dihantar ke syurga dan sebahagian yang lain dihumbankan ke Neraka. Apa lagi yang dirindukan oleh jiwa-jiwa yang merasakan begitu halusnya penelitian dan pemerhatian Allah sedangkan dirinya penuh dosa dan nista. Ya, apa lagi yang diharapkan dan dirindukannya kalau bukan Ramadhan dengan segala janji Allah yang datang bersamanya.
Aduhai jiwa bersalut dosa
Betapa kejahilan sering menjerat dirimu
Dalam kehinaan dan kedurjanaan
Aduhai hati yang selalu leka dan alpa
Betapa hari mu menjauhkan mu dari redhaNya
sedangkan kegelapan menjadikanmu buta mengenal kebaikan
Aduhai diri yang selalu lalai dan engkar
Betapa jiwamu menagih keampunan
Untuk merawat segala keresahan dan duka lara
Aduhai Pemilik diri dan kehidupan ini
Kurniakan kami beberapa hari lagi
Untuk memetik buah keampunanmu
Di taman Taqwa yang Kau janjikan