Ummul Mukminin Zainab
Ummul Mukminin Zainab adalah pribadi yang luar biasa. Dengan menelaah perjalanan hidup ibunda mukminin ini diharapkan kita dapat mengambil contoh daripadanya.
1. Perkawinan Zainab dengan Rasulullah saw. Berdasarkan Perintah Allah SWT
Allah SWT berfirman:
“Dan (ingatlah) ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) memberi nikmat kepadanya: ‘Tahanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah,’ sedang kamu menyembunyikan didalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) istri-istri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada istri-istrinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi.'” (al-Ahzab: 37)
2. Sangat Rajin Mengerjakan Shalat Istikharah
Anas r.a. berkata bahwa ketika masa ‘iddah Zainab sudah berakhir, Rasulullah saw. bersabda kepada Zaid: “Lamarkanlah aku kepadanya.” Zaid segera berangkat menemui Zainab yang waktu itu sedang membuat adonan roti. Selanjutnya Zaid menuturkan: “Begitu aku melihatnya, dadaku bergetar keras, sampai-sampai aku tidak kuasa untuk memandangnya, apalagi untuk menyampaikan lamaran Rasulullah saw. Dengan perasaan tidak karuan dan sambil membelakang, aku paksakan berbicara: ‘Wahai Zainab, Rasulullah saw. mengutusku untuk melamarmu.'” Zainab berkata: “Aku tidak bisa berbuat sesuatu sebelum aku shalat istikharah kepada Tuhanku.” Lalu Zainab berdiri menuju masjidnya. Ayat Al-Qur’an turun, berbunyi: “Dan (ingatlah) ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya.” Sesaat kemudian datanglah Rasulullah saw., lalu langsung menemuinya tanpa izin … (HR Muslim)336
3. Keistimewaan Walimah Perkawinan Zainab
Anas r.a. berkata:”Nabi saw. tidak pernah melakukan sesuatu dalam walimah perkawinan dengan istri-istri beliau seperti yang beliau lakukan dalam walimah perkawinan beliau dengan Zainab. Beliau meramaikan walimahnya dengan memotong seekor kambing.” (HR Bukhari dan Muslim)337
Anas r.a. berkata: “Pada acara perkawinan Nabi saw. dengan Zainab dihidangkan roti dan daging. Aku disuruh mengundang orang-orang makan ke rumah Nabi saw. Maka datanglah satu rombongan. Mereka lalu makan, kemudian keluar. Berikutnya datang lagi rombongan lain. Mereka makan, kemudian keluar. Aku terus mengundang orang makan sehingga tidak ada lagi seorang pun yang tidak aku undang …” (HR Bukhari dan Muslim)338
Anas bin Malik r.a. berkata: “Nabi saw. menjadi pengantin bagi Zainab, lalu Ummu Sulaim berkata kepadaku: ‘Bagaimana kalau kami memberikan suatu hadiah untuk Rasulullah saw.?’ Aku jawab: ‘Lakukanlah!’ Lalu Ummu Sulaim mengambil kurma, minyak samin, dan keju (haisah), kemudian diaduknya dan ditaruh ke periuk. Ummu Sulaim menyuruhku mengantarkan bubur (haisah) itu kepada Nabi saw. Lalu aku berangkat membawanya kepada Nabi saw. Beliau berkata kepadaku: “Letakkanlah haisah itu dahulu!” Kemudian beliau menyuruhku dengan kata-kata: “Panggilah beberapa orang laki-laki ke sini (beliau menyebutkan nama-nama mereka) dan panggillah (undanglah) ke sini siapa saja yang kamu temui!”
Anas berkata:”Aku segera melaksanakan apa yang diperintahkan Nabi saw. kepadaku. Setelah itu aku kembali dan ternyata di rumah sudah penuh sesak oleh para undangan. Aku melihat Nabi saw. meletakkan kedua belah tangan beliau ke atas haisah tersebut sambil membacakan sesuatu (berdoa). Kemudian beliau memanggil para undangan sepuluh orang sepuluh orang untuk makan dan beliau berkata kepada mereka: ‘Bacalah bismillah dan setiap orang hendaklah memakan apa yang didekatnya!'” (HR Bukhari dan Muslim)339
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata: “Haisah itu dihidangkan bertepatan waktunya dengan dihidangkannya roti dan daging tadi, sehingga semua undangan bisa menikmati semua jenis hidangan tersebut.”340
4. Ayat Hijab Turun pada Pagi Hari Walimah Perkawinan Zainab
Anas r.a. berkata: “Rasulullah saw. mengadakan walimah perkawinan ketika beliau membina rumah tangga dengan Zainab binti Jahsy. Beliau menghidangkan roti dan daging kepada para tamunya. Kemudian beliau pergi ke kamar-kamar seluruh ummul mukminin sebagaimana yang sudah biasa beliau lakukan pada pagi hari beliau membina rumah tangga dengan Zainab. Sesampainya di kamar-kamar mereka, beliau mengucapkan salam dan mendoakan mereka. Sebaliknya mereka pun mengucapkan salam dan mendoakan Nabi saw. Ketika beliau kembali ke rumahnya, beliau melihat masih ada dua orang laki-laki yang masih terus berbicara. Ketika melihat kedua laki-laki itu, Nabi saw. berputar arah meninggalkan rumahnya. Ketika kedua laki-laki itu melihat Nabi saw. berbalik arah meninggalkan rumahnya, mereka segera melompat pergi. Saya tidak ingat lagi apakah saya yang memberitahu beliau bahwa mereka sudah keluar atau ada orang lain yang memberitahu beliau. Akhirnya beliau kembali dan masuk ke rumahnya. Setelah itu beliau membentangkan tirai antara aku dan beliau, dan turunlah ayat hijab.” (HR Bukhari dan Muslim)341
5. Kedudukan Zainab di Sisi Rasulullah saw.
Aisyah berkata: “Dialah (maksudnya Zainab binti Jahsy) yang selalu bersaing denganku di antara istri-istri Nabi saw. (untuk mendapat tempat di hati beliau).”(HR Bukhari dan Muslim)342
6. Memiliki Banyak Keutamaan
Aisyah r.a. berkata: “Aku belum pernah sama sekali melihat wanita yang hebat dalam soal agama
melebihi Zainab, dia sangat takut kepada Allah, bicaranya sangat jujur, suka menyambung silaturahmi, senang memberikan sedekah, serta tidak segan-segan mengorbankan tenaganya demi amal perbuatan yang dia anggap baik dan yang dapat mendekatkan dirinya kepada Allah Ta’ala.”(HR Muslim)343
Aisyah berkata bahwa Rasulullah saw. pernah bertanya kepada Zainab binti Jahsy mengenai persoalanku ini (mengenai berita bohong). Beliau bertanya kepada Zainab: “Apa yang engkau ketahui atau engkau lihat?” Zainab berkata: “Ya Rasulullah, aku selalu menjaga pendengaran dan penglihatanku. Demi Allah, tiada yang aku ketahui selain yang baik saja.” Aisyah berkata: “Allah telah menjaganya dengan sifat wara.” (HR Bukhari dan Muslim)344
7. Kebanggaan Diri Zainab atas Istri istri Nabi saw.
Anas berkata: “Zainab merasa bangga di atas istri-istri Nabi saw. yang lain. Dia berkata: ‘Kalian dikawinkan oleh keluarga kalian, sementara aku dikawinkan oleh Allah SWT dari atas langit yang tujuh …” (HR Bukhari)345
8. Paling Cepat Menyusul Nabi saw.
Aisyah mengatakan bahwa beberapa orang istri Nabi saw. bertanya kepada Nabi saw.: “Siapa di antara kami yang paling cepat menyusulmu?” Beliau menjawab: “Orang yang paling panjang tangannya di antara kalian.” Lalu mereka mengambil tongkat untuk mengukur panjang hasta/tangan mereka. Ternyata Saudah yang paling panjang tangannya. Maka tahulah kami setelah itu (setelah wafatnya Zainab) bahwa yang dimaksud dengan panjang; tangan itu adalah yang paling banyak sedekahnya. Dan adalah Zainab orang yang paling cepat di antara kami menyusul Rasulullah saw. Zainab adalah orang yang paling suka bersedekah.” (HR Bukhari dan Muslim)